S E B E R K A S M I M P I
Puisi edisi 4
Aku anak desa
Jauh dari hiru binar gaya
Dekat dengan orang tua dan keluarga
Cinta pada alam semesta
Suatu senja aku berdiri
Melihat orang disekitarku
Pulang dari sawah membawa jerami
Betapa berat tulang-tulang besi mencari rejeki
Sekejap aku menengok belakang
Ibu bangun pagi buta
Menyiapkan bekal untuk keluarga tersayang
Sebelum pergi ke pasar mengayuh ontel tua
Lekas ibu pergi
Bapak menyabet cangkul
Ditengah dinginnya pagi
Sementara aku masih tidur mendengkur
Semua telah pergi sebelum terbit mentari
Tanpa lupa meninggalkan sepiring sarapan
Untuk bekal tenaga disekolah ku nanti
Setiap butir nasi terkias doa dan harapan, semoga anaknya menjadi insan yang membanggakan
Cucuran keringat ayah ibu
Bekal semangatku menuntut ilmu
Rasa lelah dan dahaga mereka
Akan kukabulkan cita-cita mereka
Aku rela belajar siang dan malam
Kuliah pagi kerja malam
Semua untuk kelancaran studyku
Beriringan dengan tawa canda sedih lelah dan syahdu
Tiap malam aku berdoa sendu
Tuhan lacarkanlah segala urusanku
Jauhkanlah dari aral marabahayamu
Ijabahilah doa malaikat kecil penjagaku
Puisi ini saya tulis pada pukul 02.00 WIB ditengah hujan deras. Melihat butiran air turun mengingatkan akan perjuangan orang tua membiayai sekolah dari kecil sampai sekarang. Ditengah sibuknya pekerjaan tangan kecil ini mengukir goresan tinta di sobekan kertas berwarna putih kecoklatan. Apa yang saya tulis benar-benar kisah nyata perjalanan saya selama ini. Semoga menjadi inspirasi untuk anak-anak bahwa apabila kita mempunyai sebuah keinginan maka keinginan tersebut akan bisa terlaksana bilamana kita mau menjalani dan memperjuangkannya. Jangan berhenti lantaran ekonomi dan sosial, masih banyak jalan menuju Roma atau Jakarta, asalkan kita mau prihatin dan berjuang.
"DISITU ADA KEMAUAN DISITU ADA JALAN"
Tahun penulisan : 21 September 2016
Tahun publikasi : 24 September 2016
Media & Hak Cipta : Harimediaku
Penulis : Hari Susilo
Edisi terbit : 4
No comments:
Post a Comment