ASAL MUASAL DANGDUT
Dangdut adalah music asli Indonesia yang memiliki cirri-ciri yang khas. Dari cengkok suara, sentakan music,goyangan, dan penyanyinya.Dangdut telah diterima di Dunia Internasional,bahkan masyarakat luar negeri saking cintanya mereka mempelajari dan menyanyikannya. Di Jepang ada group music dangdut atau orkes, bahkan semua personilnya orang Jepang.
Salah
satu tokoh Musik Dangdut Di Indonesia adalah bang haji Rhoma Irama.
Saya sangat Nge-Fans Kepada beliau, karena
Rhoma Irama memperjuangkan music dangdut hingga disukai oleh semua lapisan
masyarakat. Beliau menciptakan music tidak sembarangan, Music yang beliau
ciptakan ada makna, tujuan, dan untuk siapa lagu tersebut diciptakan.
Kata
– Kata yang paling saya ingat dari Bang Haji Rhoma Irama
“Menciptakan sebuah lagu harus ada makna,
tujuan, dan untuk siapa lagu tersebut diciptakan, kelak kalau sudah meninggal
akan di minta pertanggung jawabannya. Beliau sangat prihatin kepada music yang
ada di Indonesia
saat ini, karena musiknya berlirik negative dan memamerkan lekukan bentuk
tubuh.
Lagu dangdut yang sempat hits di Indonesia adalah Judi Ciptaan Bang haji Rhoma Irama, lagu judi ini menyampaikan pesan bahwa Judi tidak diperkenankan untuk semua umat manusia lantaran bisa merusak moral dan hidup manusia. Berikut lirik Lagu Judi Ciptaan bang Haji Rhoma Irama
LIRIK LAGU JUDI
Judi (judi), menjanjikan kemenangan
Judi (judi), menjanjikan kekayaan
Bohong (bohong), kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
Bohong (bohong), kalaupun kau kaya
Itu awal dari kemiskinan
Judi (judi), meracuni kehidupan
Judi (judi), meracuni keimanan
Pasti (pasti), karena perjudian
Orang malas dibuai harapan
Pasti (pasti), karena perjudian
Perdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awam
Yang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalah
Yang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskin
Yang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susah
Uang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan (o, o)
Itu cara sehat ‘tuk bisa bertahan
Uang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)
Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judi
Semuanya perbuatan keji
Apa pun nama dan bentuk judi
Jangan lakukan dan jauhi
Judi (judi), menjanjikan kekayaan
Bohong (bohong), kalaupun kau menang
Itu awal dari kekalahan
Bohong (bohong), kalaupun kau kaya
Itu awal dari kemiskinan
Judi (judi), meracuni kehidupan
Judi (judi), meracuni keimanan
Pasti (pasti), karena perjudian
Orang malas dibuai harapan
Pasti (pasti), karena perjudian
Perdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awam
Yang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalah
Yang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskin
Yang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susah
Uang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan (o, o)
Itu cara sehat ‘tuk bisa bertahan
Uang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)
Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judi
Semuanya perbuatan keji
Apa pun nama dan bentuk judi
Jangan lakukan dan jauhi
Banyak Orang orang sangat menyukai lagu JUDI, karena lagu tersebut menceritakan bahwa
bermain JUDI tidaklah bermanfaat hanya menambah kemaksiatan dan kerugian.
B I O D A T A R H O M A I R
A M A
Nama Asli : Raden Oma Irama
Nama Beken : Rhoma Irama
Lahir : Tasikmalaya, 11 Desember 1946
Ayah : Raden Burdah Anggawirya
Ibu : Tuti Juariah
Isteri : Ricca Rachim ( 11 April 1959 ) Zodiac : Sagittarius
Terkenal sejak merilis lagu "Begadang" (1973)
Nama Beken : Rhoma Irama
Lahir : Tasikmalaya, 11 Desember 1946
Ibu : Tuti Juariah
Isteri : Ricca Rachim ( 11 April 1959 ) Zodiac : Sagittarius
Terkenal sejak merilis lagu "Begadang" (1973)
Pendidikan :
* SD Kibono Manggarai Jakarta
* SMP Negeri XV Jakarta
* SMA Negeri VIII Jakarta ( sampai kelas II )
* SMA PSKD Jakarta
* St Joseph Solo
* SMA 17 Agustus Tebet Jakarta
* Fakultas Sospol Universitas 17 Agustus
* SMP Negeri XV Jakarta
* SMA Negeri VIII Jakarta ( sampai kelas II )
* SMA PSKD Jakarta
* St Joseph Solo
* SMA 17 Agustus Tebet Jakarta
* Fakultas Sospol Universitas 17 Agustus
Alamat : Jalan Pondok Jaya VI/14, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
CERITA SEPUTAR RHOMA IRAMA
Pada tahun 1970-an, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi
dalam band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia
pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama
Soneta group sejak 13 Oktober 1973. Bersama grup Soneta, Rhoma tercatat pernah
memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan “Voice of
Moslem” (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang
memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas
aransemen, syair, lirik, kostum dan penampilan di atas panggung.
Rhoma juga aktif dalam dunia politik. Di masa Orde Baru, ia sempat
menjadi tokoh penting di PPP, kemudian pindah ke Golkar, dan terpilih menjadi
anggota DPR dari daerah pemilihan Jakarta
dalam Pemilu 1997. Pada Pemilu 2004, Rhoma Irama tampil pula di panggung
kampanye PKS.
Rhoma Irama dikenal sebagai seorang pendakwah dan
pengkhotbah Muslim dan menjadi ketua umum Forum Umat Islam (FUI), sebuah
organisasi keagamaan yang tidak berpihak kepada partai manapun.
Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat
Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang
berhasil memproduksi film di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta
Kembar (1984).
Kini, Rhoma yang biasa dipanggil Bang Haji ini, banyak
mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di
televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma bersama grup Sonetanya
sebagai Sound of Moslem giat meluaskan syiar agama.
PRESTASI/PENGHARGAAN:
1. The South East Asia
Superstar Legend
2. Lifetime Achievement Award pada penyelenggaran perdana Anugrah Musik Indonesia (AMI) Dangdut Awards,
3. Dangdut In American
2. Lifetime Achievement Award pada penyelenggaran perdana Anugrah Musik Indonesia (AMI) Dangdut Awards,
3. Dangdut In American
ORGANISASI:
1. Forum Umat Islam (FUI)
2. PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia)
3. (Asosiasi Hak Cipta Musik Dangdut Indonesia)
2. PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia)
3. (Asosiasi Hak Cipta Musik Dangdut Indonesia)
FANS RHOMA IRAMA YANG TIDAK PUASA
Makan dan minum di tempat umum
saat bulan puasa, memang bisa menimbulkan prasangka bermacam-macam. Begitulah
yang terjadi saat para pendukung Raja Dangdut Rhoma Irama mengawal idolanya
datang ke Panwaslu DKI Jakarta. Mereka merokok dan makan di warung yang tidak
jauh dari lokasi.
Rhoma Irama
pun menjelaskan bahwa beberapa pendukungnya sengaja datang dari berbagai
daerah. Mereka berstatus sebagai musafir yang diperkenankan untuk menunda puasa
Ramadan.
"Banyak dari Batam, Surabaya, yang sakit dan
musafir boleh tidak puasa. Mereka ada yang dari mana-mana, Batam, Jawa
Timur," tegas Rhoma Irama di
rumahnya, didampingi Ketua Umum PPP, Surya Darma Ali, Minggu (12/8).
Rhoma
hari itu mendapat kunjungan dari Ketua Umum PPP yang juga Menteri Agama, Surya
Darma Ali. Mereka menegaskan bahwa tidak ada lagi persoalan terkait tuduhan
ceramah berbau Sara. Panwaslu sendiri sudah menganggap selesai, dan tidak ada
pelanggaran dalam ceramah tersebut.
"Ketawa saja, yang pasti
sudah nggak ada masalah sama mereka. Dalam kontes berbangsa bermasyarakat Islam
itu sangat toleran sangat kondusif untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan," kata Rhoma.
Dia juga menegaskan bahwa yang disampaikan adalah ayat
Alquran, yang sama sekali tidak ingin menyinggung kelompok tertentu. Diyakini
oleh Rhoma, apa yang disampaikan juga
bukan sesuatu yang salah dan selama ini dirinya juga tidak pernah punya masalah
dengan siapapun.
"Saya harus menyampaikan
kepada umat Islam. Umat Islam dilarang keras memilih nonmuslim. Ini saja yang
dianggap Sara. Saya nggak kenal mereka, saya juga jarang lihat TV. Saya tidak
membenci siapapun, tidak bermusuhan dengan siapapun tidak ada alas an.Ujarnya
KARIR RHOMA IRAMA
Rhoma Irama tidak hanya piawai
mencipta dan menyanyikan ratusan lagu dangdut yang melegenda, tetapi juga
menghasilkan film-film yang tak terlupakan. Sejauh ini tercatat ada 24 judul
film layar lebar yang dibintangi Rhoma Irama. Film-film ini sampai sekarang
masih sering diputar di stasiun televisi, dan sepertinya akan tetap menjadi
film-film abadi yang akan selalu ditayangkan pada kesempatan-kesempatan
tertentu.
Salah satu hal yang sangat
menarik, dalam semua filmnya Rhoma Irama memerankan dirinya sendiri, sebagai
Rhoma Irama. Meskipun pada beberapa film Rhoma menggunakan nama lain, tapi itu
hanya tuntutan cerita saat menyamar misalnya, namun tetaplah peran intinya
sebagai Rhoma Irama. Jadi saat menyaksikan film Rhoma, kita seperti bukan
nonton film tetapi betul-betul menyaksikan episode kehidupan Sang Raja Dangdut.
Ciri khas lain dari film Rhoma Irama adalah lagu-lagu yang
melegenda itu juga ikut menghiasi alur cerita filmnya
PENGERTIAN MUSIK DANGDUT
Dangdut adalah
aliran musik yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia,
karena sangat merakyat bagi bangsa Indonesia
sejak jaman berdirinya negara Indonesia.
Musik dangdut berakar dari musik melayu yang mulai berkembang pada tahun 1940.
Irama melayu sangat kental dengan unsur aliran musik dari India dan
gabungan dengan irama musik dari Arab. Unsur tabuhan gendang yang merupakan
unsur musik India
digabungkan dengan unsur cengkok penyanyi dan harmonisasi dengan irama musiknya
merupakan suatu ciri khas irama melayu adalah awal mutasi irama melayu ke
dangdut.
Musik dangdut yang merupakan seni
kontemporer terus berkembang dan berkembang, pada awal mulanya irama dangdut
identik dengan seni musik kalangan kelas bawah dan memang aliran seni musik
dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari kalangan masyarakat kelas
bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan kesederhaannya.
Pada tahun 1960-an musik melayu
mulai dipengaruhi oleh banyak unsur mulai dari gambus, degung, keroncong,
langgam. Dan jaman inilah sebutan untuk irama melayu mulai berubah menjadi
terkenal dengan sebutan musik dangdut. Sebutan dangdut merupakan sebutan yang
sesuai dengan bunyi suara, yaitu bunyi dari alat musik tabla atau yang biasa
disebut gendang. Bunyi gendang lebih didominasi dengan bunyi “dang” dan “dut”,
maka sejak itulah irama melayu berubah sebutannya menjadi aliran musik baru
yang lebih terkenal dengan irama musik dangdut.
Pada era awal 1970 seniman dangdut
yang terkenal antara lain : M. Mashabi, Husein Bawafie, HasnahTahar, Munif
Bahaswan, Johana Satar, Ellya Kadam. Pada era ini merupakan jaman seniman
dangdut dengan tokoh musisi dangdut antara lain A. Rafiq, Reynold Panggabean,
Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Herlina Effendi, Mansyur S., Ida Laila, Mukhsin
Alatas, Camelia Malik.
Era musik dangdut setelah
1970-an melahirkan banyak musisi dan seniman danggdut, yang memasyarakat di
semua kalangan rakyat Indonesia seperti Hamdan ATT, Meggy Z.,Vetty Vera, NurHalimah,
Iis Dahlia, Ikke Nurjanah, Itje Trisnawati, Evi Tamala, Dewi Persik, Kristina,
Cici Paramida, Inul Daratista dan lainnya.
Karena sifat kontemporernya maka
di awal tahun 1980 an musik dangdut berinteraksi dengan aliran seni musik
lainnya, yaitu dengan masuknya aliran musik Pop, Rock dan Disco atau
House musik. Selain masuknya unsur seni musik modern musik dangdut juga
mulai bersenyawa dengan irama musik tradisional seperti gamelan, Jaranan,
Jaipongan dan musik tradisional lainnya.
Pada jaman 1990 mulailah era baru
lagi yaitu musik dangdut yang banyak dipengaruhi music tradisional yaitu irama
gamelan yaitu kesenian musika sli budaya jawa maka pada masa ini musik dangdut
mulai berasimilasi dengan seni gamelan, yang memunculkan aliran musik baru yang
disebut musik dangdut camputsari atau dangdut campursari. Tetapi aliran musik
baru ini tidak menghilangkan eksistensi musik dangdut asli pada masa tersebut.
Pada era tahun 2000-an seiring
dengan kejenuhan musik dangdut yang asli, maka di awal era ini musisi di
wilayah Jawa Timur di daerah pesisir Pantura mulai mengembangkan jenis musik
dangdut baru yang disebut dengan musik dangdut koplo. Dangdut koplo merupakan
mutasi dari musik dangdut setelah era dangdut campursari yang bertambah kental
irama tradisionalnya ditambah dengan masuknya unsur seni musik kendang kempul
yang merupakan seni musik dari daerah Banyuwangi Jawa Timur dan irama
tradisional lainya seperti jaranan dan gamelan.
SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK DANGDUT DI INDONESIA
Perjalanan musik dangdut ternyata
memiliki sejarah panjang, jauh sebelum penamaan musik ini terjadi. Tarik
menarik popularitas musik ini antara biduan Indonesia
dan Malaysia
juga sempat terjadi, meski akhirnya musisi dangdut Tanah Air tampil
mendominasi.
Berawal dari periode kolonial Belanda, waktu itu ada perpaduan alat musik Indonesia, Arab dan Belanda yang dinamakan bersama-sama dalam Tanjidor. Musik ini merupakan orkestra mini yang khas dan dipertunjukkan sambil berjalan oleh para budak peliharaan tuan-tuan kulit putih penguasa pekebunan di sekitar Batavia. Sepanjang abad 19, banyak pengaruh dari luar diserap oleh masyarakat Indonesia. Misalnya pengaruh dari Cina yaitu ansambel Cina-Betawi yang disebut gambang kromong dan juga keroncong.
Pada dasarnya, bentuk musik dangdut berakar dari musik melayu pada tahun 1940-an. Irama melayu sangat kental dengan unsur aliran musik dari India dan gabungan dengan irama musik dari arab. Unsur Tabuhan Gendang yang merupakan bagian unsur dari Musik India digabungkan dengan Unsur Cengkok Penyanyi dan harmonisasi dengan irama musiknya merupakan suatu ciri khas dari Irama Melayu merupakan awal dari mutasi dari Irama Melayu ke Dangdut. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi).Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, pop, rock, bahkan house music. Irama melayu menjadi suatu aliran musik kontemporer, yaitu suatu cabang seni yang terpengaruh dampak
Pada tahun 1960 an Musik melayu mulai dipengaruhi oleh banyak unsur mulai dari gambus, degung, keroncong, langgam. Dan mulai jaman ini lah sebutan untuk Irama Melayu mulai berubah menjadi terkenal dengan Sebutan Musik Dangdut. Sebutan Dangdut ini merupakan Onomatope atau sebutan yang sesuai dengan bunyi suara bunyi, yaitu bunyi dari Bunyi alat musik Tabla atau yang biasa disebut Gendang. Dan karena bunyi gendang tersebut lebih didominasi dengan Bunyi Dang dan Dut, maka sejak itulah Irama Melayu berubah sebutanya menjadi suatu aliran Musik baru yang lebih terkenal dengan Irama Musik Dangdut.
Pada jaman era Pra 1970 an ini seniman dangdut yang terkenal antara lain : M. Mashabi, Husein Bawafie, Hasnah Tahar, Munif Bahaswan, Johana Satar, Ellya Kadam
Menjelang 1970, Rhoma Irama mulai menunjukkan kemampuan bermusiknya di irama dangdut. Rasa tidak puas dan keinginan terkenal mendorong Rhoma Irama menciptakan irama musik baru. Irama musik Melayu dikombinasikan dengan aliran musik rock, pop, dan irama lain. Hasil yang diciptakan adalah irama dangdut. Semenjak masa itu, istilah dangdut semakin populer di Indonesia. Lagu-lagu yang diciptakan Rhoma Irama tidak sekedar menampilkan keindahan. Lirik-lirik yang bermakna dakwah merupakan isi lagu-lagunya. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.
Era Musik Dangdut Setelah 1970-an mulai banyak sekali Musisi dan seniman dangdut ini, dan musik ini mulai memasyarakat di semua kalangan Rakyat Indonesia antara lain Hamdan ATT, Meggy Zakaria,Vetty Vera, Nur Halimah, Iis Dahlia, Ikke Nurjanah, Itje Trisnawati, Evi Tamala, Dewi Persik, Kristina, Cici Paramida, Inul Daratista dan banyak Insan Musik dangdut lainnya.
Aliran Musik Dangdut yang merupakan seni kontemporer terus berkembang dan berkembang, pada awal mulanya Irama Dangdut Identik dengan Seni Musik kalangan Kelas Bawah dan memang aliran seni Musik Dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari kalangan Masyarakat kelas bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan Kesederhaan nya.
Karena sifat kontemporernya maka di awal tahun 1980 an Musik dangdut berintaraksi dengan aliran Seni musik lainnya, yaitu dengan masuknya aliran Musik Pop, Rock dan Disco atau House Musik. Selain masuknya unsur seni Musik Modern Musik dangdut juga mulai bersenyawa dengan irama musik tradisional seperti gamelan, Jaranan, Jaipongan dan musik tradisional lainnya
Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Sub genre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB)
Ketenaran musik dangdut semakin meningkat dengan terbentuknya Grup Soneta di tahun 1973. Soneta merupakan grup atau orkes melayu yang dipelopori oleh Rhoma Irama. Sound of Moslem dan Raja Dangdut merupakan julukan yang diberikan masyarakat kepada Rhoma Irama dan grupnya.
Maka pada jaman 1990 mulailah era baru lagi yaitu Musik Dangdut yang banyak dipengaruhi musik Tradisional yaitu Irama Gamelan yaitu Kesenian Musik asli budaya jawa maka pada masa ini Musik Dangdut mulai berasimilasi dengan Seni Gamelan, dan terbentuklah suatu aliran musik baru yaitu Musik Dangdut Camputsari atau Dangdut Campursari. Meski Musik dangdut yang lebih Original juga masih exist pada masa tersebut.
Popularitas musik dangdut memicu tanggapan negatif dari pemusik irama non dangdut. Musik dangdut dianggap sebagai musik kampungan. Pemusik irama non dangdut memandang dangdut sebagai musiknya kalangan bawah. Pandangan negatif tersebut tidak menghentikan kreatifitas dan keinginan bermusik para musisi dangut. Pada masa 1980-1990, bermunculan penyanyi-penyanyi dan musisi dangdut yang berbakat dan mendapatkan penggemar sangat banyak. Pada masa ini mulai terdapat upaya dari musisi dangdut untuk membawa dangdut ke arah yang lebih terhormat. Evie Tamala mendendangkan musik dangdut di Amerika Serikat. Ia membuat video klip lagunya di negara tersebut. Stasiun televisi di Indonesia mulai menampilkan dangdut sebagai tayangannya.
Pada era tahun 2000 an seiring dengan kejenuhan Musik Dangdut yang original maka diawal era ini Para musisi di wilayah Jawa Timur di daerah pesisir Pantura mulai mengembangkan jenis Musik Dangdut baru yaitu seni Musik Dangdut Koplo. Dangdut Koplo ini merupakan mutasi dari Musik Dangdut setelah Era Dangdut Campursari yang bertambah kental irama tradisionalnya dan dengan ditambah dengan masuknya Unsur Seni Musik Kendang Kempul yang merupakan Seni Musik dari daerah Banyuwangi Jawa Timur dan irama tradisional lainya seperti Jaranan dan Gamelan. Dan berkat kreatifitas para Musisi Dangdut Jawa Timuran inilah sampai saat ini Musik Dangduk Koplo yang Identik dengan Gaya Jingkrak pada Goyangan Penyanyi dan Musiknya ini saat ini sangat kondang dan banyak digandrungi segala kalangan masyarakat Indonesia.
Pada era Musik Dangdut Koplo inilah mulai memacu tumbuhnya Group Musik Dangdut yang lebih terkenal dengan sebutan OM atau Orkes Melayu antara lain OM. Sera, OM. Monata, OM Palapa, OM New Palapa, OM RGS dan OM yang lebih kecil lainya yang mengibarkan aliran Musik Dangdut Koplo di Nusantara ini.
Musik dangdut terus mengalami perkembangan. Menjelang tahun 2000, muncul penyanyi dangdut yang sangat mendapatkan perhatian masyarakat. Hal itu dikarenakan gerakan goyangnya melebihi gerakan penyanyi lain, bahkan manusia normal. Gerakan berputar-putar dari atas ke bawah merupakan ciri khas penyanyi tersebut. Inul Daratista merupakan pemilik goyangan maut itu.
Kemunculan Inul Daratista sangat dikecam oleh kalangan agama. Faktor moral dan norma merupakan alasannya. Tanggapan positif diberikan oleh sebagian kalangan yanga memandangnya sebagai suatu seni dan ekspresi diri. Perbedaan pendapat itu memicu kontroversi dan semakin mempopulerkan nama Inul Daratista. Berawal dari peristiwa itu, masyarakat kalangan atas mulai memperhatikan musik dangdut.
Pada masa 2000 an juga, musik dangdut tidak dapat dipandang lagi sebagai musik kampungan. Berbagai peristiwa dan acara terhormat mulai menampilkan musik dangdut. Tayangan utama di stasiun televisi menampilkan musik dangdut. Kafe-kafe terkenal tidak segan menampilkan musik dangdut.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.
Dan saat ini Musik dangdut sudah menjangkau segala kalangan Masyarakat dari kalangan kelas bawah samapai kalangan menengah dan kelas ataspun sudah mulai ketagihan dengan Seni Musik Dangdut ini. Hingga Musik dangdut pun sudah merambah di dunia Diskotik yang sudah memutar Musik Dangdut sebagai Musik wajibnya, Dan sudah tak asing lagi saat ini Banyak Stasiun Radio yang menamakan dirinya sebagai Stasiun Radio Dangdut bahkan Stasiun Telivisi Dangdut Indonesia, karena kecintaan masyarakat dengan Irama Musik dangdut ini.
Maka tidak bisa dipungkiri Irama Musik dangdut ini bisa dibanggakan menjadi Musik Asli Indonesia. Dan akhirnya Musik Asli Dangdut Indoensia sudah merambah ke Dunia Internasional antara lain Musik dangdut ini sudah masuk ke negara Jepang yang mulai gandrung dengan Musik Dangdut ini yang menwa kebanggaan kita akan Musik Dangdut Musik Asli Indonesia kita tercinta ini.
Berawal dari periode kolonial Belanda, waktu itu ada perpaduan alat musik Indonesia, Arab dan Belanda yang dinamakan bersama-sama dalam Tanjidor. Musik ini merupakan orkestra mini yang khas dan dipertunjukkan sambil berjalan oleh para budak peliharaan tuan-tuan kulit putih penguasa pekebunan di sekitar Batavia. Sepanjang abad 19, banyak pengaruh dari luar diserap oleh masyarakat Indonesia. Misalnya pengaruh dari Cina yaitu ansambel Cina-Betawi yang disebut gambang kromong dan juga keroncong.
Pada dasarnya, bentuk musik dangdut berakar dari musik melayu pada tahun 1940-an. Irama melayu sangat kental dengan unsur aliran musik dari India dan gabungan dengan irama musik dari arab. Unsur Tabuhan Gendang yang merupakan bagian unsur dari Musik India digabungkan dengan Unsur Cengkok Penyanyi dan harmonisasi dengan irama musiknya merupakan suatu ciri khas dari Irama Melayu merupakan awal dari mutasi dari Irama Melayu ke Dangdut. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi).Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi (pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, pop, rock, bahkan house music. Irama melayu menjadi suatu aliran musik kontemporer, yaitu suatu cabang seni yang terpengaruh dampak
Pada tahun 1960 an Musik melayu mulai dipengaruhi oleh banyak unsur mulai dari gambus, degung, keroncong, langgam. Dan mulai jaman ini lah sebutan untuk Irama Melayu mulai berubah menjadi terkenal dengan Sebutan Musik Dangdut. Sebutan Dangdut ini merupakan Onomatope atau sebutan yang sesuai dengan bunyi suara bunyi, yaitu bunyi dari Bunyi alat musik Tabla atau yang biasa disebut Gendang. Dan karena bunyi gendang tersebut lebih didominasi dengan Bunyi Dang dan Dut, maka sejak itulah Irama Melayu berubah sebutanya menjadi suatu aliran Musik baru yang lebih terkenal dengan Irama Musik Dangdut.
Pada jaman era Pra 1970 an ini seniman dangdut yang terkenal antara lain : M. Mashabi, Husein Bawafie, Hasnah Tahar, Munif Bahaswan, Johana Satar, Ellya Kadam
Menjelang 1970, Rhoma Irama mulai menunjukkan kemampuan bermusiknya di irama dangdut. Rasa tidak puas dan keinginan terkenal mendorong Rhoma Irama menciptakan irama musik baru. Irama musik Melayu dikombinasikan dengan aliran musik rock, pop, dan irama lain. Hasil yang diciptakan adalah irama dangdut. Semenjak masa itu, istilah dangdut semakin populer di Indonesia. Lagu-lagu yang diciptakan Rhoma Irama tidak sekedar menampilkan keindahan. Lirik-lirik yang bermakna dakwah merupakan isi lagu-lagunya. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.
Era Musik Dangdut Setelah 1970-an mulai banyak sekali Musisi dan seniman dangdut ini, dan musik ini mulai memasyarakat di semua kalangan Rakyat Indonesia antara lain Hamdan ATT, Meggy Zakaria,Vetty Vera, Nur Halimah, Iis Dahlia, Ikke Nurjanah, Itje Trisnawati, Evi Tamala, Dewi Persik, Kristina, Cici Paramida, Inul Daratista dan banyak Insan Musik dangdut lainnya.
Aliran Musik Dangdut yang merupakan seni kontemporer terus berkembang dan berkembang, pada awal mulanya Irama Dangdut Identik dengan Seni Musik kalangan Kelas Bawah dan memang aliran seni Musik Dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari kalangan Masyarakat kelas bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan Kesederhaan nya.
Karena sifat kontemporernya maka di awal tahun 1980 an Musik dangdut berintaraksi dengan aliran Seni musik lainnya, yaitu dengan masuknya aliran Musik Pop, Rock dan Disco atau House Musik. Selain masuknya unsur seni Musik Modern Musik dangdut juga mulai bersenyawa dengan irama musik tradisional seperti gamelan, Jaranan, Jaipongan dan musik tradisional lainnya
Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Sub genre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB)
Ketenaran musik dangdut semakin meningkat dengan terbentuknya Grup Soneta di tahun 1973. Soneta merupakan grup atau orkes melayu yang dipelopori oleh Rhoma Irama. Sound of Moslem dan Raja Dangdut merupakan julukan yang diberikan masyarakat kepada Rhoma Irama dan grupnya.
Maka pada jaman 1990 mulailah era baru lagi yaitu Musik Dangdut yang banyak dipengaruhi musik Tradisional yaitu Irama Gamelan yaitu Kesenian Musik asli budaya jawa maka pada masa ini Musik Dangdut mulai berasimilasi dengan Seni Gamelan, dan terbentuklah suatu aliran musik baru yaitu Musik Dangdut Camputsari atau Dangdut Campursari. Meski Musik dangdut yang lebih Original juga masih exist pada masa tersebut.
Popularitas musik dangdut memicu tanggapan negatif dari pemusik irama non dangdut. Musik dangdut dianggap sebagai musik kampungan. Pemusik irama non dangdut memandang dangdut sebagai musiknya kalangan bawah. Pandangan negatif tersebut tidak menghentikan kreatifitas dan keinginan bermusik para musisi dangut. Pada masa 1980-1990, bermunculan penyanyi-penyanyi dan musisi dangdut yang berbakat dan mendapatkan penggemar sangat banyak. Pada masa ini mulai terdapat upaya dari musisi dangdut untuk membawa dangdut ke arah yang lebih terhormat. Evie Tamala mendendangkan musik dangdut di Amerika Serikat. Ia membuat video klip lagunya di negara tersebut. Stasiun televisi di Indonesia mulai menampilkan dangdut sebagai tayangannya.
Pada era tahun 2000 an seiring dengan kejenuhan Musik Dangdut yang original maka diawal era ini Para musisi di wilayah Jawa Timur di daerah pesisir Pantura mulai mengembangkan jenis Musik Dangdut baru yaitu seni Musik Dangdut Koplo. Dangdut Koplo ini merupakan mutasi dari Musik Dangdut setelah Era Dangdut Campursari yang bertambah kental irama tradisionalnya dan dengan ditambah dengan masuknya Unsur Seni Musik Kendang Kempul yang merupakan Seni Musik dari daerah Banyuwangi Jawa Timur dan irama tradisional lainya seperti Jaranan dan Gamelan. Dan berkat kreatifitas para Musisi Dangdut Jawa Timuran inilah sampai saat ini Musik Dangduk Koplo yang Identik dengan Gaya Jingkrak pada Goyangan Penyanyi dan Musiknya ini saat ini sangat kondang dan banyak digandrungi segala kalangan masyarakat Indonesia.
Pada era Musik Dangdut Koplo inilah mulai memacu tumbuhnya Group Musik Dangdut yang lebih terkenal dengan sebutan OM atau Orkes Melayu antara lain OM. Sera, OM. Monata, OM Palapa, OM New Palapa, OM RGS dan OM yang lebih kecil lainya yang mengibarkan aliran Musik Dangdut Koplo di Nusantara ini.
Musik dangdut terus mengalami perkembangan. Menjelang tahun 2000, muncul penyanyi dangdut yang sangat mendapatkan perhatian masyarakat. Hal itu dikarenakan gerakan goyangnya melebihi gerakan penyanyi lain, bahkan manusia normal. Gerakan berputar-putar dari atas ke bawah merupakan ciri khas penyanyi tersebut. Inul Daratista merupakan pemilik goyangan maut itu.
Kemunculan Inul Daratista sangat dikecam oleh kalangan agama. Faktor moral dan norma merupakan alasannya. Tanggapan positif diberikan oleh sebagian kalangan yanga memandangnya sebagai suatu seni dan ekspresi diri. Perbedaan pendapat itu memicu kontroversi dan semakin mempopulerkan nama Inul Daratista. Berawal dari peristiwa itu, masyarakat kalangan atas mulai memperhatikan musik dangdut.
Pada masa 2000 an juga, musik dangdut tidak dapat dipandang lagi sebagai musik kampungan. Berbagai peristiwa dan acara terhormat mulai menampilkan musik dangdut. Tayangan utama di stasiun televisi menampilkan musik dangdut. Kafe-kafe terkenal tidak segan menampilkan musik dangdut.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.
Dan saat ini Musik dangdut sudah menjangkau segala kalangan Masyarakat dari kalangan kelas bawah samapai kalangan menengah dan kelas ataspun sudah mulai ketagihan dengan Seni Musik Dangdut ini. Hingga Musik dangdut pun sudah merambah di dunia Diskotik yang sudah memutar Musik Dangdut sebagai Musik wajibnya, Dan sudah tak asing lagi saat ini Banyak Stasiun Radio yang menamakan dirinya sebagai Stasiun Radio Dangdut bahkan Stasiun Telivisi Dangdut Indonesia, karena kecintaan masyarakat dengan Irama Musik dangdut ini.
Maka tidak bisa dipungkiri Irama Musik dangdut ini bisa dibanggakan menjadi Musik Asli Indonesia. Dan akhirnya Musik Asli Dangdut Indoensia sudah merambah ke Dunia Internasional antara lain Musik dangdut ini sudah masuk ke negara Jepang yang mulai gandrung dengan Musik Dangdut ini yang menwa kebanggaan kita akan Musik Dangdut Musik Asli Indonesia kita tercinta ini.
CARA BANG HAJI BERDAKWAH
Bang Haji mempunyai cara yang
unik seputar ia berdakwah di kalangan masyarakat. Banyak dakwah yang ia
syiarkan dengan beberapa guyonan,Tanya jawab. Yang ubik menggunakan syair
dangdut bersama SONETA nya.
Hal inilah yang menarik kaum
simpati masyarakat, tak jarang setiap beliau berdakwah pasti yang mengunjungi
ramai.
KARYA RHOMA IRAMA
Karya film
Rhoma Irama, diurutkan berdasarkan tahun pembuatannya.
1. Oma Irama Penasaran (1976)
2. Darah Muda (1977)
3. Gitar Tua Oma Irama (1977)
4. Begadang (1978 )
5. Rhoma Irama Berkelana (1978 )
6. Rhoma Irama Berkelana II (1978 )
7. Rhoma Irama Raja Dangdut (1978 )
8. Camellia (1979)
1. Oma Irama Penasaran (1976)
2. Darah Muda (1977)
3. Gitar Tua Oma Irama (1977)
4. Begadang (1978 )
5. Rhoma Irama Berkelana (1978 )
6. Rhoma Irama Berkelana II (1978 )
7. Rhoma Irama Raja Dangdut (1978 )
8. Camellia (1979)
Album :
* Berkelana ( 1978 )
* Rupiah ( 1978 )
* Begadang ( 1978 )
* Hak Asasi ( 1977 )
* Gitar Tua Oma Irama ( 1977 )
* Joget ( 1975 )
* Ke Bina Ria ( 1974 )
* Rupiah ( 1978 )
* Begadang ( 1978 )
* Hak Asasi ( 1977 )
* Gitar Tua Oma Irama ( 1977 )
* Joget ( 1975 )
* Ke Bina Ria ( 1974 )
Filmografi :
* Oma Irama Penasaran ( 1976 )
* Gitar Tua Oma Irama ( 1977 )
* Darah Muda ( 1977 )
* Rhoma Irama Berkelana I ( 1978 )
* Rhoma Irama Berkelana II ( 1978 )
* Begadang ( 1978 )
* Raja Dangdut ( 1978 )
* Cinta Segitiga ( 1979 )
* Camelia ( 1979 )
* Perjuangan dan Doa ( 1980 )
* Melody Cinta Rhoma Irama ( 1980 )
* Badai Diawal Bahagia ( 1981 )
* Pengabdian ( 1984 )
* Kemilau Cinta di Langit Jingga ( 1985 )
* Menggapai Matahari I ( 1986 )
* Menggapai Matahari II ( 1986 )
* Nada-nada Rindu ( 1987)
* Bunga Desa ( 1988 )
* Jaka Swara ( 1990 )
* Nada dan Dakwah ( 1991 )
* Takbir Biru ( 1993 )
* Gitar Tua Oma Irama ( 1977 )
* Darah Muda ( 1977 )
* Rhoma Irama Berkelana I ( 1978 )
* Rhoma Irama Berkelana II ( 1978 )
* Begadang ( 1978 )
* Raja Dangdut ( 1978 )
* Cinta Segitiga ( 1979 )
* Camelia ( 1979 )
* Perjuangan dan Doa ( 1980 )
* Melody Cinta Rhoma Irama ( 1980 )
* Badai Diawal Bahagia ( 1981 )
* Pengabdian ( 1984 )
* Kemilau Cinta di Langit Jingga ( 1985 )
* Menggapai Matahari I ( 1986 )
* Menggapai Matahari II ( 1986 )
* Nada-nada Rindu ( 1987)
* Bunga Desa ( 1988 )
* Jaka Swara ( 1990 )
* Nada dan Dakwah ( 1991 )
* Takbir Biru ( 1993 )
No comments:
Post a Comment